Border, tabloidbodapost.com – Jemaat GKI Galilea Klasis Keerom Kampung Yatu Raharja-Papua pada Jumaat 16 Oktober, menggelar sidang jemaat ke 8 bertempat di Jemaat GKI Galilea Yaturaharja Arso 10.
Ketua Jemaat GKI Galilea Arso 10 Yatu Raharja Pdt Nabot Manufandu mengatakan Sidang Jemaat merupakan pesta iman untuk mengevaluasi program kerja dan kegiatan jemaat yang telah dilaksanakan satu tahun, apakah sudah berhasil atau belum.
Dikatakan, sidang jemaat selain sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi jemaat (kedaulatan red) termasuk didalamnya menyusun program baru untuk tahun berikutnya dalam kehidupan berjemaat.
“Pesta iman atau sidang jemaat ini untuk mengevaluasi program yang selanjutnya akan diteruskan kepada klasis maupun sinode,” imbuhnya.
Pdt Nabot menjelaskan peserta sidang jemaat berasal dari anggota sidi jemaat atau utusan dari unsur unsur jemaat serta anggota jemaat yang telah ditunjuk, serta majelia jemaat dan Badan pekerja Klasis
Dikatakan, jemaat GKI Galilea Arso 10 yang baru setahun meresmikan gedung Gerejanya yang baru pada 14 November 2022 lalu, tentunya masih meninggalkan banyak beban dan tanggungan sehingga dalam penyusunan program kerja tahun 2024 lebih banyak merevisi program 2023 untuk perubahan dan pembaruan sebagaimana tema sidang dan topik pembaruan dari Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.
Oleh karena itu pelaksanaan Sidang Jemaat kali ini tidak ada panitia, tetapi dikelola oleh majelis jemaat. “Luar biasa. Jumlah Majelis 12 orang ditambah 1 pendeta menjadi 13 orang yang mengawal jemaat kecil tapi punya pengaruh rohani yang luar biasa. Ditambah dengan jumlah anggota jemaat dan unsur unsur lain dalam keikutsertaan proses sidang ini semuanya berjalan dengan baik, “katanya.
Sementara itu, Ketua klasis Keerom Pdt Christian Abba,M.Teol dalam sambutannya mengatakan setiap jemaat khususnya jemaat GKI Galilea yang sudah melaksanakan sidang jemaat ke 8, meski ada masa transisi di setiap Majelis tetap membangun persekutuan dengan jemaat untuk mematuhi keputusan keputusan sidang.
Menurut Pdt Christian, secara statistik jemaat, jumlah kepala keluarga yang hanya 40 pasti memunculkan keraguan pada setiap orang, tetapi sesungguhnya angka itu merupakan indikator yang menunjukkan betapa iman sebesar bijih sesawi nampak di jemaat ini,pertanda ada persekutuan dan giat bekerja yang kuat.
Dikatakan, sesuai aturan kerja gereja, pola pembaruan yang terbaru, jemaat-jemaat yang harus melaksanakannya lebih duluan.
Pola baru ini semua pihak harus terlibat dalam pelaksanaannya menuju pembaruan di tubuh gereja.
Ketaatan aturan menjadi topik penting disetiap persidangan atau acara sidang berjemaat atau bergereja misalnya penggunaan tangguk yang secara turun temurun hanya satu buah.
Soal keuangan, 40% dan lain lain tetap dikomunikasikan baik ke klasis dan sinode melalui Badan Pemeriksa Keuangan Jemaat, sebagaimana yang diturunkan dari keputusan sidang sinode.
Aturan lasim lainnya kata Ketua Klasis setiap sidang jemaat pelaksananya dipimpin oleh majelis jemaat, unsur jemaat, dan peserta jemaat. Dan jika ada pertanyaan yang berkolaborasi dengan pekerjaan pelayanan menjadi tanĝgungjawab para pemimpin. Sidi jemaat mutlak dan wajib mengikuti sidang jemaat.
“Harap demikian dan tahun tahun berikutnya harus menjadi tanggungajwab sebagai bentuk responsibility setiap anggota jemaat. Tahun depan tema Geraja adalah pemberdayaan, kalao tahun ini pembaruan. Oleh karena itu dibutuhkan komitmen iman semua anggota. Bagaimana merumuskan kebijakan keberpihakan baik pada tataran kebijakan maupun program yang bersentuhan langsung dengan anggota jemaat maupun cakupan pelayanannya,”ujar Pdt Christian Aba,S.Si M.Teologia
Pdt Chris menambahkan jemaat Galilea merupakan jemaat yang berada pada posisi kampung Kerukunan, tentunya pemberdayaan dilevel unsur jemaat menjadi primadona.
Sebagai gereja yang memberdayakan sudah pasti pemikiran kearah pemberdayaan di level jemaat teristimewa suku suku asli di Kabupaten Keeom atau Klasis Keerom menjadi sesuatu yang mutlak juga dipikirkan dan dibicarakan.
Usai sambutan, Ketua menyerahkan palu sidang kepada BPHMJ Jemaat Galilea disaksikan anggota BPK Klasis wilayah Arso Timur dan seluruh anggota jemaat sebagai peseta sidang jemaat. Yang diakhiri dengan foto bersama. Menariknya pada moment sidang jemaat tersebut, salah satu yang disampaikan dalam sidang jemaat tersebut sebagai materi pengantar adalah sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan yang disampaikan oleh BPJS Provinsi Papua. (timliputan/simonb)