border,tabloisbodapost.com.- mantan Ketua Dewan Adat Keerom Dr Herman Yoku,S.Ip merasa prihatin dengan situasi perpecahan di Kabupaten Keerom.
Saat di temui di kantor Majelis Rakyat Papua, Rabu, 10/8, Dr Herman Yoku mengatakan situasi perpecahan di Kabupaten Keerom hari hari belakangan ini makin tinggi. Menurutnya, jika tidak ditentramkan, maka akan berdampak pada pelayanan umum lainnya, termasuk masyarakat adat pemilik hak atas tanah adat .
“saya prihatian dengan situasi perpecahan yang terjadi hari hari belakangan ini,” kata Dr Herman Yoku,S.Ip.
Sebagai mantan Ketua DAK Keerom yang saat ini dipercayakan oleh masyarakat adat Tabi untuk mengawal masyarakat adat di wilayah adat Mamta, kata Herman Yoku, maka dirinya akan terus bekerja untuk membangun rasa percaya diri dari semua masyarakat adat pemilik dusun dan kampung yang tersebar di 91 kampung ada di Keerom.
Kata Herman, sebgai anggota MRP, saat ini dirinya ditunjuk sebagai Ketua Tim Kerja Pokja Adat MRP di wilayah adat Mamta atau Tabu untuk melaksanakan sosisalisasi maupun konsolidasi di setiap suku, keret, marga , yang pelaksanaannya di tanggal 1 agustus 2-022, bertempat di kampung skanto kab,.keerom yang dihadiri 92 1 kampung dari 9 suku atau keret, suku besar tabi. Sub suku, keerom sudah ada di sadalam saua,tabu, bn yakbahasa. Sudah lebih kecil , fermanggen, manewm,mennggi, findi salwa, farwasi, emmdra yetfa, elsneng, ada di koya 10 distrik kab.keerom. Kemaren saya sbg ketu tim ker, sosialisasi itu, penguatas adat, kelembagaan ada tidak. Masing-masing wilayah adat., tbi ambil di kab.,keerom.why? Memang ada liat ada bberpa waktu ini melenceng jauh masuk ke pentingan politik. Lebih trend. Masuk dalam arena politik praktis. Sesungguhnya adat ini tidak boleh terdoktrim dengan cara-vcara karena adat itu lembaga iondependen, kultur dan adat, lembaga sakral yang harus dijaga kesakralan adat itu sendiri.
Namun yang terjadi, brbrpa saat lalu saya liat sudah mulai masuk ke politis praktis. Kejadian itu saya sudah rasakan awal seperti saya, tiba tiba dikudeta ditengah jalan. Samka seperti yang kemaren. Ketua Dewan adat Servo dikudeta ditengah jalan. Didalam kegiatan Pokja adat MRP kemaren, kami mengevaluasi kembali mereviuw kembali seluruh lembaga-lembaga adat . Why/ ada berkaitan dengan tugas pokok pokja adat majelis rakyat Papua terhadap adat dan budaya iotu. Terutama disini kelembagaan adatnya. Karena ini saya ada liat ada status scenario yang akan terjadi pada politis praktis yang membawa lembaga adat yang terbawa ke dalam kepentingan poliis praktis.
Kamren sosialisasi itu saya lebih menekankan tentang struktur kedudukan kelembagaan adat benar-benar bertumbuh mitos pra sejrah dan sejarah. Kita sudah bisa mitos berarti kita sudah tahu clean, satu klen bisa bagi ke klen lain. Baru bisa masuk klen pra sejarah.
Pra sejarah baru bisa jadi sejarah. Sejarah baru menjadi suku. Dari suku ke sub suku ke , keret ke marga. Dia harus tau itu dulu baru dia bisa bilang bahwa saya ini dari keret ini, sub suku ini, suku besar ini dan seterusnya.Kalau yang bersangkutan tidak tau, maka dia tidak akan tau darimana dia datang,