Musik Bambu Engrekang Duri Siap Tampil di Festival Budaya Keerom

Murhan Tandi SE bersama Istri sebagai pembina Musik Bambu Paguyuban KKSS khususnya Enrekang di Distrik Skanto.

border,tabloidbodapost.com.-Musik Bambu asal Enrekang Duri Kabupaten Keerom siap tampil mewarnai semaraknya Festival Budaya Keerom 2022. Demikian ditegaskan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Keerom, Murhan Tandi,SE melalui pesan washapnya kepada tim redaksi tabloidbodapost.com, Sabtu 8 Oktober 2022.

Dikatakan, Enrekang adalah salah satu daerah di Sulawesi Selatan setingkat Kabupaten  yang memiliki budaya yang sedikit unik dari daerah lain di Indonesia. Memiliki 3 bahasa yaitu bahasa Duri, Enrekang dan Maiwa. Tiga komunitas bahasa di Enrekang ini menyepakati untuk memberikan nama “masserem pulu” Hikma ( himpunan masyarakat masserempulu).

Murhan Tandi,SE pembina Musik Bambu Paguyuban Enrekang Kab.Keerom.

Untuk Kabupaten Keerom, kata Murhan, eksistensi Hikma di sini bertujuan untuk selain berperan aktif dalam pembangunan daerah, paguyuban Enrekang Duri juga berusaha untuk tetap menjaga dan melestarikan seni budaya asal Enrekang yaitu Musik Bambu.

“bambu dalam bahasa Duri disebut “ mangboss” yang tentunya sangat dipahami dan dimengerti oleh generasi muda KKSS.

Adapun alat musik bambu ini, memang terbuat dari bambu yang ditiup oleh pemain musik bambu ini. Mereka terdiri dari bapak dan ibu serta anak-anak muda, baik pria maupun wanita serta anak-anak yang berjumlah 40 orang

“untuk Festival Budaya Keerom 2022, Musik Bambu dari Kerukunan Keluarga Duri atau KKSS yang akan tampil mewarnai semaraknya festival budaya Keerom 2022,” ujarnya.

Kata Murhan, Kelompok Musik Bambu asal Kerukunan Keluarga Duri,  Distrik Skanto sudah terdaftar di Kesbangpol sebagai salah satu seni budaya Keerom, tentunya sudah harus siap juga untuk tampil disaat FBK nanti.

Apalagi kata Murhan, kehadiran Musik Bambu asal Kerukunan Keluarga Duri Distrik Skanto di Festival Budaya Keerom akan tampil dengan lagu-lagu khas Nusantara baik lagu Papua, Sulawesi Selatan, Nasional termasuk dari Enrekang sendiri.

“bagi kita warga  Hikma yang ada di Papua dan Keerom jangan lupa filosofi kita yaitu “TOBANA” ( tolong menolong, bantu memabntu dan nasihat menasihati) kata Murhan.

Katanya, warga Enrekang dan Duri atau Hikma meski lahir besar di Papua, tetapi kakek dan nenek buyut yang berasal dari Enrekang, tidak boleh dilupakan apalagi budaya dan kuliner asal Enrekang yang telah diwariskan kepada generasi masa depan Enrekang.

Seperti gunung “bambapuang” atau “gunung nona” atau buntu kabobong Dangke dari susu sapi dan kerbau, nasu cemba, puluk mandoti, deppa tektekan (kue tori) dan kopi arabika dan beberapa situs budaya purbakala lainnya.

Murhan juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah yang mana telah memberikan perhatian dan pembinaan kepada Musik Bambu asal Enrekang Duri ini dalam perhelatannya di bidang seni budaya Keerom.

“Atas nama personil Musik Bambu Enrekang Duri Distrik Skanto, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah yang telah memberikan bantuan dan perhatian serta pembinaan kepada Musik Bambu kami,” ucapnya.

Murhan merilis sejumlah tokoh Duri Hikma dibalik Musik Bambu asal Enrekang Duri Kabupaten Keerom, termasuk personil dan pemain diantaranya bapak Haji Misran beserta Ibu Hj, bapak Drs Huzaini, bapak Haji Rahman, Haji Malik beserta ibu Hj, Dra Hasmawari, bapak Zakaria dan keluarga, bapak Suherman dan keluarga, bapak Angkoras dan keluarga,bapak Jumis dan keluarga, saudara Darlin, saudara Kantong, Muh.Ancong, saudara Galib, saudara Rani, saudara Abdul Karim Hakim, saudara Muhajir, saudara Rading, Majida, Nurdin,Umar , Kanta  dan lain-lain termasuk anak-anak perempuan dan laki.( tim redaksi tabloidbodapost.com/simonb)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *