Pdt Alberth Yoku di Mata Nabot Manufandu

Pdt Nabot Manufandu

Pdt Nabot : GKI Menjadi Pusat Penyembuhan di Tanah Papua, Itu Mimpi Yoku

Border, tabloidbodapost.com – Mantan Ketua Sinode Gereja Kristen INJILI di Tanah Papua Pdt Albert Yoku, STh yang tengah mendapat dukungan dari para pendeta milenial untuk dicalonkan menjadi Ketua Sinode GKI Tanah Papua jilid II mendapat perhatian dari salah satu pendeta muda yang pernah menjabat sebagai anggota Seksi Diakonia Sinode GKI Tanah Papua Pdt Nabot Manufandu.

Berikut petikan wawancara dari pendeta Nabot Manufandu.
”Pendapat saya tentang Pdt Albert Yoku, beliau seorang pendeta yang penuh kharismatik. Mengapa saya katakan kharismatik? beliau banyak punya kelebihan dalam memahami situasi dan kondisi yang ada di tanah Papua. Jika beliau ingin maju, saya pikir bukan karena keinginan beliau secara pribadi, tetapi keinginan untuk maju didasari oleh karena dukungan dari pelayan firman yang begitu memiliki hubungan emosional yang kuat sekali dengan bapak pendeta Albert Yoku, sehingga kedekatan emosional itu, para pendeta yang rata-ratanya kalau boleh dikata, kaum milenial kaum muda yang sangat memiliki hubungan emosional dengan pendeta Albert Yoku.

Mantan Ketua Sinode GKI TANAH PAPUA Pdt Albert Yoku,STh siap maju jilid II.

Nah mereka melihat beliau sebagai sosok seorang Bapak bisa menjadi seorang pemimpin yang memiliki wibawa kebapakan kepada anak-anak, dan hubungan antara anak dan bapa itu kalau boleh dikatakan menjadi sebuah kekuatan gereja untuk bagaimana sinode memberdayakan pendeta dalam hubungan yang dekat sekali untuk melaksanakan tugas di tengah tengah jemaat, sehingga ketika pendeta Albert Yoku hendak ikut dalam bursa pencalonan ketua sinode, saya sendiri melihat bukan kemauan secara pribadi, tetapi karena hubungan emosional dengan banyak sekali pendeta yang telah dibina, semasa periode pertama menjadi ketua sinode, lebih khusus beliau juga pernah menjabat sebagai sekretaris departemen pembinaan jemaat tingkat sinode, dan membawahi langsung membina para hamba Tuhan, pembekalan vikaris menjadi pendeta, karena itu beliau sangat mengenal dengan baik kharakter, sifat para pendeta, sehingga para pendeta selalu mengidolakan beliau sebagai sososk bapa yang selalu bisa menaungi para pendeta dilapangan. Itu yang saya liat secara pribadi.

Yang kedua, ini soal management. Sebenarnya bapa pendeta Yoku punya cukup wawasan yang luas, baik itu wawasan kebangsaan tapi juga soal management, bagaimana mengembangkan sumber daya manusia untuk melibatkan sumber daya yang ada dalam gereja itu didalam gereja. Dan itu memang terbukti pada periode pertama walaupun hanya 5 tahun. Kepemimpinan beliau banyak gebrakan yang dilakukan untuk GKI di tanah Papua. Yang paling nyata sekali adalah sentralisasi pembayaran jaminan hidup bagi pegawai GKI yang dulunya sangat susah dan sulit sekali. Sekarang itu sudah menjadi model dengan management modern Gereja yang boleh dikata berhasil dan semua pendeta mendapatkan jaminan yang baik didalam GKI di tanah Papua. Dibangun Rumah Sakit atau Clinik Waliahole untuk pusat penanganan orang dengan HIV/AIDS itu salah satu contoh rill kebijakan beliau.

Kemudian yang paling spektakuler adalah pembangunan situs Mansinam yang melibatkan negara untuk membantu Gereja untuk pembangunan situs bersejarah bagi orang Papua dalam hal ini Mansinam yang punya arti penting bagi orang Papua.

Ada banyak lagi yang tak bisa di hitung lagi, tetapi bagi saya seperti itu yang patut kita beri apresiasi dan penghargaan yang wajar. Terkait isu geopolitik pendeta Albert Yoku, seorang politikus yang memainkan politik open my. Open my artinya, negara kita sebut dengan bebas aktif dan menerima semua masukkan dari berbagai sudut pandang bahkan musuh sekalipun, sosok Yoku merangkul menjadi sebuah kekuatan dan beliau juga sangat demokratis dalam menerima, itu menunjukkan bahwa beliau seorang tokoh yang demokratis, sehingga dapat menerima semua aspirasi yang disampaikan oleh Gereja, secara khusus pada sidang sinode tahun 2010, salah satu paling nyata bagimana perjuangan GKI untuk mendorong Penentuan Nasib Sendiri bagi Papua dan itu Delegasi yang dipimpin oleh Pendeta Albert Yoku-lah, yang membawa petisi itu dalam Sidang Dewan Gereja se-Dunia di Beijng China, yaitu bagaimana peran beliau dalam geopolitik.

Nah untuk sekarang di era kepemimpinan Jokowi, pendeta Albert Yoku sangat aktif untuk mendorong bagaimana terciptanya percepatan pembangunan yang merata di seluruh Papua, secara khusus karena beliau ada di wilayah Mamta (Mamberamo Tami) dan itu kelihatan sekali peran pendeta Albert Yoku dalam mendorong percepatan pembangunan dan terlibat aktif untuk bagaimana menjadi jembatan antara pemerintah pusat, daerah dan juga masyarakat dalam mendorong isu-isu yang menyangkut percepatan pembangunan.

Nah untuk keterlibatan di politik memang, sebagai seorang tokoh, beliau juga ikut andil di politik. Bagi saya beliau menunjukkan eksistensi sebagai seorang Kristen yang juga hadir dalam politik sebagai garam dan terang. Dan beliau sedang memainkan politik itu.

Dalam soal isu yang paling trend sekarang terakhir bagaimana pemerintah pusat sedang mendorong pembentukan daerah otonomi baru, pendeta Albert Yoku, termasuk salah satu pendeta yang ikut mendorong itu dalam kepentingan untuk percepatan pembangunan. Kalau orang lain berpendapat lain, ya itu masing-masing. Dalam era demokratis, saya fikir itu wajar-wajar. Tetapi dalam setiap peristiwa mari kita melihat ada apa dampaknya bagi masyarakat itu baik atau tidak, biarlah misalnya pembentukan DOB, mari kita laksanakan dulu. Kita liat dampaknya baik atau tidak. Karena segala sesuatu musti kita kerjakan dulu atau lakukan dulu, baru kita bisa liat hasilnya, tapi kalau kita hanya berwacana, berpersepsi dalam pendapat dan kita belum pernah membuktikan kenyataannya di lapangan dan tidak bisa kita bilang gagal tidak bisa, menyengsarakan, Memang semua pembangunan pasti ada analisa dampak sosial bagi masyarakat, politik, tapi baik kalau itu dibuktikan dulu. Dibuktikan dulu, sampai sejauhmana keberhasilan dari sebuah keputusan politik untuk membuat daerah otonomi baru. Karena kenyataan memang, dimana-mana di wilayah Indonesia pun ada wilayah tertentu yang juga selalu mengusulkan untuk mendapatkan pengakuan untuk memiliki daerah otonomi baru. Karena orang berpikir bahwa dengan adanya DOB, itu akan mempercepat pembangunan bagi masyarakat. Itu pandangan seorang tokoh pendeta Albert Yoku, beliau berpikir ke arah itu. Bagaimana pembangunan itu dirasakan oleh masyarakat. Kendala besar, kita belum siap menerima perubahan, kita kalah saing dengan pendatang. Kalau sdm kita kalah saing, dalam perspektif pembangunan, politik maupun ekonomi lainnya.

Hal lain tentang sosok bapak pendeta Albert Yoku, saya secara prbadi melihat beliau punya visi besar sebenarnya tuk gereja, satu progam yang pada periode pertama beliau perjuangkan dan dapat hambatan, dan sebenarnya program itu sangat penting bagi gereja, karena saat ini sebenarnya sangat diperlukan, program itu bagiaman kesehatan bagi pelayan firman. Pada periode pertama lalu beliau memperjuangkan sebuah rumah sakit GKI dan beliau telah melakukan MoU dengan LIPPO Bank, sama sama bangun Rumah Sakit GKI, tetapi mendapat hambatan jadi tidak berjalan. Saat ni beliau bermimpi secara pribadi beliau ingin GKI sebagai gereja tertua di Papua tidak ada alasan memiliki sebuah pusat penyembuhan, karena sesuai dengan visi Theologi, Gereja itu harus jadi pusat penyembuhan sehingga beliau ingin GKI di sebagai gereja tertua di tanah Papua harus memiliki Rumah Sakit terbesar. Dan tentunya sampai saat ini beliau selalu bermimpi untuk ingin mewujudkan impian secara pribadi, ketika mendapatkan kesempatan untuk mau dicalonkan dan mendapat dukungan beliau berkeinginan untuk mencalonkan diri untuk mewujudkan mimpi GKI harus punya Rumah Sakit sendiri, agar GKI menjadi Pusat Penyembuhan di Tanah Papua*** (tim wawancara/simon baab)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *