Border tabloidbodapost.com – sebanyak 21 kepala kampung di lingkungan pemerintah kabupaten Keerom yang siap dilantik Rabu 20 April 2022, akhirnya diundur sampe waktu yang tidak ditentukan. Persiapan pelantikan yang berlangsung Rabu, 20 April 2022, sontak saja harus diundur lantaran koordinasi dengan protokoler Bupati tidak berjalan baik.
Dari pantauan tabloidbodapost.com, tampak para kepala kampung beserta istri atau ketua tim penggerak pkk kampung sedang ‘berjibaku’ untuk menantikan saat saat pelantikan. Sekitar pukul 09.00 WIT, dilakukan gladi resik, kemudian dilanjutkan dengan pembagian atribut pakaian kebesaran Kepala Kampung untuk dipakai. Tunggu punya tunggu, tidak ada tanda-tanda pelantikan .
Sebagian Kepala Kampung yang mendapat kabar pelantikan secara mendadak, datang apa adanya. Haus dan lapar dan terlihat senang sinis, karena rasa haus dan lapar menyengat. Untung masih diatasi oleh panitia pelantikan dari BPMK (Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung).
Tampak juga para rohaniawan maupun undangan lainnya. Tim panitia sibuk mengarahkan dan mempersiapkan suasana termasuk mencoba menenangkan jalannya prosesi pelantikan 21 kepala Kampung ini hingga pukul 20.00.
Sekitar pukul 20.00, tidak ada tanda-tanda pelantika, akhirnya para kepala kampung diarahkan untuk pulang sambil menunggu informasi berikutnya.
Kepala BPMK Kab. Keerom, Drs Barnabas Taygat, M.Si yang mempersiapkan agenda pelantikan ini dalam arahannya kepada para kepala kampung, menjelaskan bahwa Bupati belum bisa melantik kalau semua persyaratan administrasi belum dipenuhi.
Seperti pejabat antar waktu, prosesi tahapan pemilihan yang meninggalkan masalah, administrasi calon kepala kampung yang belum clear harus diselesaikan dulu.
Sebelumnya Keerom Piter Gusbager, S.Hut MUP berkomitmen untuk secepatnya melantik para kepala desa ini agar mendampinginya dalam program pembangunan kampung, secara khusus pembangunan ekonomi kampung sebagai penyokong ekonomi daerah.
Meski demikian, Bupati tidak menghendaki kepala kampung seenaknya menjadi kepala kampung tanpa mendukung program bupati dan kepala distrik, utamanya aspirasi masyarakat.
“Jangan sampai habis dilantik, bikin suka-suka. Saya sudah pecat 3 kepala kampung, karena kerja kurang baik,” imbuhnya saat acara poenyerahan bibit kakao kepada petani kakao di kampung Skanto beberapa waktu lalu.” (tim liputan bodapost.com)