Border, tabloidbodapost.com – Tidak tersedianya signal atau jaringan telkomsel di wilayah perbatasan RI-PNG tepatnya di sepanjang garis batas RI-PNG antara PLB Skofro- dan PLB Imonda Kabupaten Keerom Papua menyebabkan tingkat penyelundupan makin tak terkendali di zona ini.
Hal ini terungkap saat dilakukannya rapat koordinasi, Sinkronisasi serta pengendalian kawasan perbatasan RI-PNG yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan Perbatasan dan Hubungan Luar Negeri Provinsi Papua belum lama ini di Kabupaten Keerom Papua.
Tak hanya tidak tersedianya jaringan telkomsel di kawasan itu, tetapi instansi yang membidangi bagian ini tidak memberi andil dalam upaya meminimalisir situasi problematik yang terjadi di zona tersebut mengundang Asisten II Setda Kabupaten Keerom Bidang Umum dan Ekonomi Kesejahteraan Rakyat Drs Eddy Buntan yang menjadi berang dan kecewa.
“saya sangat kecewa karena Diskominfo sebagai instansi yang membidangi ketersediaan layanan jaringan telkomsel tidak hadir untuk mendengar dan memberi respon atas situasi yang terjadi di kawasan perbatasan khususnya signal handphone maupun Internet,” kata Eddy Buntan.
Dikatakan sebagai instansi yang membidangi jaringan telekomunikasi termasuk penyedia Internet desa atau kampung, tentunya harus menunjukkan perlibatannya.
Apalagi rapat koordinasi, Sinkronisasi pengelolaan dan pengembangan kawasan perbatasan dalam relasinya dengan jaringan internet maupun signal handphone patut dibaha bersama dalam rapat ini. “Banyak petugas atau pejabat perbatasan termasuk TNI/POLRI yang bertugas di garda terdepan ini dapat memberi informasi layanan Internet atau handphone terkait situasi penyelundupan maupun penanganan taktis lainnya karena tidak ada jaringan tekomsel.” pungkasnya(timliputan/simonb)