Suzana Wanggai Tidak Rela Lepas Jabatan

Joko Wabiager saat bertatap muka dengan staf Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri di Entrop Jayapura-Papua.

bataskotanews,tabloidbodapost.com-.Suzana Wanggai, nampaknya tidak rela lepas jabatannya sebagai Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua yang telah digantikan dengan pejabat baru.

Sikap ini terlihat saat digantikan  dengan Joko Wabiager, mantan Kepala Badan Perbatasan Kabupaten Keerom yang mendapat kepercayaan dari Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua yang baru.

Sontak saja,proses serahterima jabatan antara pejabat lama dan pejabat baru tertunda dua minggu.Entah kemana, pejabat lama meninggalkan kantor tanpa alasan yang tepat.

Runyamnya,muncul aksi protes dari seluruh ASN di lingkungan Badan Perbatasan Provinsi ini yang ditengarai disponsori pejabat lama dan beberapa kepala bidang atau pegawai lama.

Aksi ini diwarnai dengan sebuah spanduk yang dipajangkan di lantai 2 kantor tersebut yang secara tegas menolak Joko Wabiager sebagai Kepala Badan Perbatasan menggantikan Suzana Wanggai.

Joko Wabiager,SE,M.Si Kepala Badan Pengelolaan Perbatadan dan Kerjasama Luar Negeri pada kesempatan mengumpulkan stafnya, jumaat 28 Oktober 2022 mengatakan dirinya hanya melaksanakan tugas dan kepercayaan yang diberikan oleh Gubernur Papua.

Didepan beberapa staf,Joko mengatakan sebagai pribadi dan mantan pejabat perbatasan sama sekali tidak membawa diri untuk menjabat sebagai Kepala Badan Perbatasan Provinsi yang baru.

Tetapi semuanya itu semata mata atas penilaian dari pimpinan yang lebih tinggi yaitu Gubernur, apalagi dirinya  baru saja melepas jabatan kepala badan pengelolaan perbatasan kabupaten Keerom kepada pejabat baru atau dua (2)hari sesudah pejabat baru dilantik.

Joko juga menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh seluruh ASN yang ada dilingkungan Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua.

Menurutnya, apa yang kurang dari dirinya selama menjabat Kepala Badan Perbatasan di Kabupaten Keerom yang selalu menempatkan Ibu Suzana didepan dalam urusan perbatasan Keerom.

Meski demikian dirinya berkomitmen  untuk tetap  melaksanakan tugas negara sebagaimana yang telah disampaikan pada saat proses pelantikan.

“saya tetap berkantor hari senen, dan melaksanakan tugas sebagaimana dalam SK ,”ujar Joko.

Joko juga menambahkan, sebagai anak perbatasan tepatnya di Keerom, dirinya sangat memahami dan menyelami situasi perbatasan mulai dari Sota hingga Skouw.

“saya ini anak perbatasan. Wabiager,Uryager,Nauyager,kami ini keret-keret yang berada di perbatasan tepatnya di Keerom dan keluarga saya marah kalau saya ditolak.Apalagi dalam sejarah,anak Keerom baru pertama kali dipercayakan sebagai pejabat di Provinsi,tentunya menjadi kebanggaan dan juga pengkaderan bagi anak anak perbatasan,khususnya Keerom,”ungkap Joko.

Usai melakukan pertemuan dengan stafnya, Joko selanjutnya melapor ke Sekda Provinsi di Dok V Atas, terkait dengan aksi ASN dan tindakan dari pejabat lama Badan Perbatasan Provinsi Papua tersebut,namun Sekda DR Ridwan Rumasukun,SE,M.Si tidak berada ditempat.

Sekda Provinsi Papua Dr Ridwan Rumasukun saat dikonfirmasi melalui nomor washappnya tidak merespon.

Sementara itu pantauan tabloidbodapost.com terkait spanduk penolakan yang dipajangkan di lantai 2 Kantor Badan Perbatasan sudah diturunkan oleh satgas yang sempat mendapat perlawanan dari janitor,namun akhirnya spanduk tersebut bisa dilepas dan dibawa pulang.Pihak(pemrotes,red)yang menolak kehadiran Joko Wabiager tidak satupun yang bisa dijumpai untuk dikonfirmasi.

“kami ini staf biasa,”ungkap beberapa staf yang melakukan pertenuan dengan Joko,Jumaat 28 Oktober ( tim.liputan /simonb)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *