bataskota, tablodbodapost.com.- Tokoh peristiwa Biak Berdarah 98 Drs Philep Karma ( 63) akhirnya menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami kecelakaan murni saat diving di laut pantai base G Jayapura Papua, Minggu 30 Oktober dini hari.

Sumber di keluarga menyebutkan almarhum keluar pagi hari (Minggu dini hari, red) untuk pergi molo dan kemungkinan sendiri.
Akibatnya mengalami kecelakaan dan terapung-terapung di air laut pantai Base G, Dok V Jayapura-Papua dan tanggal 1 November ditemukan di pantai.
Atas kematian akibat kecelakaan ini, keluarga ikhlas menerima kenyataan ini sekalipun berat hati.
Pdt Klasina Karma, adik kandung dari almarhum menuturkan diving menjadi hoby yang menghiburkan hatinya di tengah semua kerinduan hati jiwa dan tubuh untuk kemerdekaan Papua.
Almarhum pergi disaksikan ombak dan karang dan ikan dan dijemput oleh Yesus yang menebusnya. Padahal berkali-kali almarhum dihadapkan pada maut, tetapi Yesus selalu berkali kali meluputkannya. Laut dipilih sebagai tempat terhormat untuk kembali ke sang Pencipta.
Klasina menuturkan semasa almahum hidup, almarhum selalu menyanyi tentang pasir putih yang menyukakan hati.
“Ia (almarhum,red) pergi diiringi ombak. Seorang laki-laki Biak Utara yang tak pernah semenitpun tidak mendengar bunyi ombak,” tutur Klasina, adik kandung yang semasa hidup mereka bersama ayahnya Bupati Wamena Andreas Karma yang merintis jalan Trans Papua (Wamena-Jayapura) tahun 1975 dengan mengajak staf 7 orang berjalan kaki dari Wamena hingga Jayapura.

Klasina minta semua hamba yang bekerja di tanah Papua ikhlas melepaskan kepergian almarhum dengan sukacita.
“Para hambaNya mari kita lepaskan dia (almarhum,red) dengan sukacita,” tutur Klasina.
Klasina minta semua pihak buang curiga dan pikiran negatif. Apapun yang terjadi, pasti ada dalam rencana dan kehendak Tuhan.
“lebih baik berpikir begitu supaya kita tetap sehat dan kuat. Saya percaya hidup dan semangat Filep Karma itu dari Tuhan.Tuhan akan membangkitkan orang-orang berani dan royal next generation. Perjuangan ini dilandasi dalam kebenaran dan pasti akan terus dilanjutkan. Yesus Panglima besar yang menampung semua air mata dan kerinduan hati,” imbuhnya.
Direncanakan hari ini Rabu 2 November, sekitar pukul 12.00 almahum akan dikebumikan di pekuburan umum tanah hitam, setelah kemaren, Selasa 1 November 2022, jasad almarhum yang ditemukan di pantai Base G sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri Kota Raja Jayapura-Papua untuk mendapat pelayanan.
Jenasah almarhum selanjutnya diarak ke rumah miliknya di Dok V untuk mendapat pelayanan Gereja hingga ke pekuburan tempat peristirahatannya yang terakhir.
Dewan Adat Papua Turut Berduka
Pimpinan Dewan Adat Papua dan Seluruh masyarakat adat Papua mulai dari Sorong Samarai menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas kepergian Drs. Philep Karma, seorang anak adat pemberani pejuang bangsa dan tanah Papua.
“Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihiNya Maz 116 : 15”. (tim liputan/simonb)