border, tabloidbodapost.com.-Warga Nahdatul Ulama (NU) itu tidak perlu gengsi. Kalian adalah safetybeltnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini pesan Gusdur meniru ucapan sang ayah pendiri NU itu, demikian dikatakan, Kyai Nursalim Al Rozzy pada perayaan atau “Harla satu Abad Nahdatul Ulama” di Kabupaten Keerom Papua, Selasa 31/1.
Dikatakan, acara puncak dari resepsi 100 tahun Nahdatul Ulama Kabupaten Keerom rencananya akan dipusatkan pada tanggal 7 Februari 2023.

Meski diakui bahwa dibagian lain di Indonesia maupun dunia, moment yang sama dapat dilaksanakan menurut kebutuhan warga NU.
Meski Nursalim, meski secara penanggalan, ada terjadi perbedaan antara hijria dan miledia, namun tidak mengurangi keluarga besar NU terus tampil. “Jadi NU itu dalam bulan Rajab. Kalau bulan masehi, 26 Januari 1926. Jadi orang mengambil harinya,” ungkapnya.
Disinilah momentum keberhakan tercipta disana kata Nursalim yang tentunya para Kyai sambil bertemu dan saling melihat wajah. Kata Nursalim, tanggal 7 Februari 2023, ada kerinduan yang besar dari pengurus PBNU Kabupaten Keerom untuk berkunjung ke kampung lahirnya NU.
“ kami ingin bersama-sama dengan para kyai kami pendiri NU, cucu-cucunya pendiri NU. Kami ingin melihat wajah mereka. Bertemu dengan mereka , tentu sebagai santri kita ingin mendapat keberkahan. Karena itu kita mau kembali dengan seluruh komponen untuk menjaga Indonesia ini sebagaimana tema “ mendoakan Nahdatul Ulama Untuk Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”.
Nursalim menambahkan NU harus kuat dalam menjaga kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia , sebagaimana yang dikatakan almahum Gusdur, “tidak perlu gengsi, kalian sebagai warga NU sebagai securitynya NKRI. Kalian punya sumbangi besar, saham besar dengan adanya NKRI. Kami yang diujung timur ini juga harus jadi garda terdepan. Upaya kami harus ada regenerasi. Ada Ansor, Fataya. Dan Itu yang kami lakukan. Jadi moment tanggal 7 Februari moment yang sangat bagus meskipun kami tidak semua hadir, karena sangat terbatas bajetingnya dalam segala macamnya mungkin 5 atau 8 orang bisa diberangkatkan,” ujar Nursalim All Rozi.

Nursalim menambahkan, tahun ini PBNU Keerom untuk pertama kali melaksanakannya, disusul PBNU Provinsi yang rencananya akan di pusatkan pada tanggal 11 Februari 2023 di Denzipur Waena.
Tentunya, momentum tanggal 7 Februari 2023 di Jawa Timur, tepatnya di Jombang, PBNU Kabupaten Keerom sudah pasti mengambil inisiatif di sana karena itu moment yang paling bagus untuk bisa menjumpai kyai kyai disana.
“Sebagai pendiri dan penggagas terbentuknya NU di Keerom, sudah tentu pasti berangkat bersamaan dengan pengurus lainnya,” kata Nursalim Al Rozi. ( tim liputan/simonb)